Luncurkan Buku, Ahli Kesehatan Gaungkan Gerakan Hidup Sehat Bebas BPA
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah ahli kesehatan meluncurkan buku panduan untuk membantu masyarakat belajar mengenali dan lebih awas terhadap produk-produk mengandung Bisfenol A (BPA).
Menurut para ahli, BPA pada kemasan pangan membawa risiko tersendiri pada kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Salah satu penulis buku 'BPA Free: Perisai Keluarga dari Bahan Kimia Berbahaya', Prof. Adang Bachtiar menjelaskan, senyawa kimia itu kerap dipakai sebagai bahan baku pembuatan plastik keras dan resin epoksi.
Kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) ini, umumnya ada tiga jenis produk yang mengandung BPA, yakni plastik polikarbonat, resin, dan kertas thermal.
Adapun resin merupakan material semi likuid/cair yang diperoleh dari tanaman atau diproduksi secara sintesis dan digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga, sedang kertas thermal adalah jenis kertas yang sensitif terhadap suhu panas.
"BPA bisa berada dalam (kandungan) botol air atau galon, botol susu bayi, piring dan gelas plastik, pelapis dalam kaleng makanan, sikat gigi, lensa kacamata, alat-alat kesehatan, dan masih banyak lagi," kata Adang, dalam keterangannya, Selasa (30/1).
Menurut Adang, banyak orang yang masih belum sadar kalau dalam kondisi tertentu, semisal terpapar panas dalam waktu yang lama, BPA pada kemasan pangan bisa luruh dan bermigrasi ke dalam makanan atau minuman.
Bila sampai terkonsumsi dalam jumlah yang melampaui ambang batas aman, efeknya bisa berupa gangguan kesehatan yang serius.
Para ahli kesehatan meluncurkan buku sebagai panduan gerakan hidup sehat bebas BPA.
- BPOM Ingatkan Risiko BPA dari Galon, Pakar Beri Pendapat Berbeda
- Tak Ada Bahaya BPA, Pemerintah Hingga Pakar Pastikan Konsumsi Air Galon Polikarbonat Aman
- Sinar Matahari Tak Buat BPA Bermigrasi ke Air Galon, Ini Penjelasannya
- BPOM Wajibkan Label Bahaya, Jangan Ada Pakar yang Bilang BPA Aman
- Isu BPA Disebut Bukan Dilatari Persaingan Usaha, Warga Tidak Percaya
- Pakar Polimer ITB: Jangan Gunakan Isu BPA Mengacaukan Persaingan Sehat