Luncurkan Kapal Induk, Tiongkok Menuju Status Superpower
Bikin Waswas di Asia Pasifik
Minggu, 21 Agustus 2011 – 09:39 WIB
Turki pun baru memberikan izin melintas untuk Varyag pada 2001. Atas berbagai pertimbangan, Varyag akhirnya boleh melayari selat sepanjang 31 kilometer tersebut. Tapi, untuk keperluan itu, Turki terpaksa mensterilkan lalu lintas internasional di selat tersebut. Dengan cara diderek, kapal yang menjadi simbol tumbangnya Uni Soviet itu sukses melewati Bosphorus. Butuh waktu lima bulan bagi Varyag untuk tiba di Samudera Pasifik.
Baca Juga:
Austin Ramzy, koresponden majalah Time yang bertugas di Dalian, Tiongkok, mengungkapkan bahwa tujuan awal Varyag adalah Makau. Sayang, pelabuhan Makau terlalu dangkal untuk menjadi tempat bersandar Varyag. "Bangkai kapal itu kemudian bersandar di pelabuhan Kota Dalian," ungkapnya. Di sanalah, Varyag mengalami transformasi. Selama sekitar satu dekade, bangkai kapal itu berubah menjadi kapal induk.
Kehadiran kapal induk pertama yang dinamai Shi Lang tersebut membuat militer Tiongkok menggeliat menjadi kekuatan besar. Apalagi, dalam satu dasawarsa terakhir, kekuatan militer negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tersebut juga berlipat ganda. Persenjataan dan perlengkapan militernya pun terus diremajakan. Tak hanya itu, anggaran militer Tiongkok terus meningkat rata-rata 15 persen per tahun sejak 2000 lalu.
"Beijing juga menjadi lebih agresif. Mereka secara terus-menerus memperbarui klaim atas kawasan lautnya. Terutama, di Laut Cina Selatan," tulis Ramzy.
PERLAHAN tapi pasti, Tiongkok mewujudkan ambisinya untuk menjadi salah satu negara adidaya (superpower). Seiring dengan pertumbuhan ekonominya yang
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan