Luncurkan Kapal Induk, Tiongkok Menuju Status Superpower
Bikin Waswas di Asia Pasifik
Minggu, 21 Agustus 2011 – 09:39 WIB
Namun, Tiongkok menilai tidak perlu campur tangan AS itu. Beijing pun buru-buru menegaskan bahwa kehadiran kapal induk perdananya dan perkembangan militernya bukan ancaman bagi stabilitas keamanan regional di Asia Pasifik. "Pelayaran (Shi Lang) menjadi simbol pencapaian tertinggi kami sebagai negara maritim. AS dan Inggris juga demikian," tegas Ni Lexiong, pakar kebijakan maritim Tiongkok di Shanghai University of Political Science and Law, kepada The Guardian pekan lalu.
Pengamat militer Asia Richard Bitzinger, yang selama ini berdomisili di Singapura, menilai bahwa unjuk kekuatan militer Tiongkok lewat pelayaran perdana kapal induk tak perlu membuat AS cemas. Menurut dia, Tiongkok tidak sedang berusaha menyaingi kedigdayaan atau memantik konfrontasi dengan Negeri Paman Sam.
"Setidaknya, hal itu tak akan terjadi dalam lima tahun ke depan," papar Bitzinger seperti dilansir World Tribune pada 11 Agustus lalu. "Kapal induk tersebut hanya akan menjadi armada latihan militer Tiongkok," tambah pakar senior pada S. Rajaratnam School of International Studies Singapura tersebut.
Setelah kapal induk itu sukses melakukan pelayaran perdana, kini militer Tiongkok melatih para penerbang jet tempur AL untuk melakukan pendaratan di atas kapal yang bergerak. Bagi Tiongkok yang tidak memiliki pengalaman tersebut sebelumnya, hal itu jelas akan memakan waktu.
PERLAHAN tapi pasti, Tiongkok mewujudkan ambisinya untuk menjadi salah satu negara adidaya (superpower). Seiring dengan pertumbuhan ekonominya yang
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan