Lupa Bahasa Ibu, Hanya Bisa Bahasa Minang-Indonesia
Laporan TITIK ANDRIYANI Pariaman
Kamis, 15 Oktober 2009 – 08:55 WIB
Kendati keturunan India, tak satu pun bahasa nenek moyangnya itu dikuasai warga Keling. "Kalau bahasa India itu kan ada Bengali, Urdu, dan Tamil. Saya tidak bisa semuanya. Saya justru bisa bahasa Minang dan Indonesia," ungkap Rapit.Maklum, seumur hidup dia hanya belajar dua bahasa itu. Adat India juga mulai pupus di tengah kehidupan mereka. Justru adat Minang lebih melekat dalam hati dan kehidupan. "Sejak kecil yang kami pelajari memang budaya Minang," ucapnya. Meski demikian, budaya India tak hilang sama sekali. Beberapa warga masih menyimpan alat musik khas India.
Sejatinya, tutur Rapit, 20 tahun lalu ada satu budaya India yang masih diterapkan di kampung Keling. Yaitu, perempuan kerap membeli laki-laki untuk dipinang. Namun, seiring bergeraknya zaman, budaya itu mulai luntur. Justru orang yang tinggal di pedalaman Padang Pariamanlah yang masih memberlakukan adat itu.
Meski sedikit berbeda dengan penduduk setempat, Rapit dan keturunan India lain tak pernah merasa dibedakan. "Kami ini ya seperti bagian dari mereka. Yang membedakan, kulit kami lebih hitam dan berhidung mancung," ucapnya lantas tersenyum.Saat ini warganya amat berharap aktivitas sehari-hari bisa pulih kembali. Anak-anak bisa pergi sekolah. Para suami kembali menangkap ikan di laut dan para istri menjual barang dagangan ke pasar. "Sekarang kami masih khawatir ada gempa susulan," harapnya. Di kampung Keling, Kota Padang, meski penduduknya tak sebanyak di Pariaman, rumah penduduk yang hancur cukup parah. Di Padang memang ada juga kampung Keling. Jumlah warganya sekitar 60 orang.
Kampung yang lokasinya dekat dengan Pondok Pecinan itu juga hancur. Mayoritas bagian belakang rumah warga roboh. Dinding rumah hancur, lantai mengelupas, atap juga terbuka semua.Muhammad Idris, salah seorang warga keturunan India muslim, yang membuka jasa angkutan barang di Kota Padang menuturkan, gempa membuat warga kampung Keling kalang kabut. Betapa tidak, rumah warga rusak berat. Bahkan, sebagian warga memilih tidur di masjid. Termasuk, Idris dan keluarganya.
Di Pariaman dan Padang terdapat kampung Keling, yang penduduknya adalah warga keturunan India muslim. Kampung mereka ikut porak-poranda oleh gempa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408