Luthfi Diduga Tempatkan Pejabat Tinggi Lewat Bunda Putri
jpnn.com - JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi memutar sejumlah sadapan rekaman pembicaraan telepon, dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (29/8) dalam perkara dugaan suap pengurusan kuota impor sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang dengan terdakwa Ahmad Fathanah. Sadapan itu antara lain berisi pembicaraan bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dengan Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin serta sosok yang kini masih misterius, Bunda Putri.
Awalnya perbincangan terjadi antara Ridwan dan Luthfi. Saat di tengah percakapan, Ridwan memberikan telepon kepada Bunda Putri yang kemudian berbicara dengan Luthfi.
Tak jelas materi pembicaraan. Namun diduga, dalam percakapan itu Bunda Putri marah besar .
Berikut petikan percakapan Luthfi (L) dan Ridwan ®, serta Bunda Putri (BP).
L : Masih di kompleks DPR?
R : Di rumah Bunda. Bunda marah-marah.
L : Katanya waktu di Lembang saya langsung telepon. Kata Bunda jangan diberitahukan dulu. Saya takut terlambat makanya saya telepon langsung karena bakal disepakati sebentar lagi, supaya jangan terlambat diberi tahunya. Saya tak perlu kasih tahu dulu karena setahu saya prosesnya masih jauh.
R : Tadi malam menteri di sini sampai jam 1 pagi, katanya. Pernyataannya kan Hari Jumat malam, Jumatnya dia di sini sambil ngomongin rapat.
JAKARTA - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi memutar sejumlah sadapan rekaman pembicaraan telepon, dalam persidangan di Pengadilan
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat