Luthfi Merasa Diperalat Fathanah
jpnn.com - JAKARTA--Tim penasihat hukum Luthfi Hasan Ishaaq kukuh menyatakan bahwa mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu tidak bersalah dalam kasus dugaan suap pengurusan penambahan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Penasehat hukum juga menyebut Luthfi juga tidak pernah melakukan pencucian uang.
Tim Penasihat Hukum malah menyatakan Luthfi adalah korban dari sahabatnya, Ahmad Fathanah.
"Terdakwa Luthfi dijadikan tempat perlindungan Ahmad Fathanah," kata ketua tim Penasehat Hukum Luthfi, M. Assegaf saat membacakan nota pembelaan untuk kliennya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, (4/12).
Dalam kasus dugaan suap Rp1,3 miliar dari PT Indoguna Utama, Assegaf menilai Ahmad Fathanah sudah berhasil memperdaya Maria Elizabeth Liman selaku Direktur Utama PT Indoguna Utama.
Sedangkan dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, kata Assegaf, Fathanah berhasil memperdaya pengusaha Yudi Setiawan. Semua itu, ungkapnya, dilakukan Fathanah dengan membawa nama Luthfi yang dianggap tidak tahu menahu hal itu.
"Sayang disayangkan, permintaan kuasa hukum kepada jaksa untuk menghadirkan Maria Elizabeth Liman sebagai saksi untuk dikonfrontir kesaksiannya tidak dikabulkan," katanya.
Selain mengungkapkan bahwa kliennya dimanfaatkan Fathanah, dalam nota pembelaan itu Tim Penasihat Hukum Luthfi juga membantah bahwa semua mobil yang tercatat dalam dakwaan Jaksa adalah milik Luthfi secara pribadi.
Menurutnya, mobil-mobil itu adalah milik Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Assegaf menuturkan sudah menjadi tradisi di PKS, mengatasnamakan aset partai secara pribadi.
JAKARTA--Tim penasihat hukum Luthfi Hasan Ishaaq kukuh menyatakan bahwa mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu tidak bersalah dalam
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional