Lutut Bengkak, Tiba di Finis, Eka Menangis
Kamis, 25 September 2014 – 00:48 WIB

Komunitas dokter pesepeda dari Semarang ini langsung bertugas meski malamnya baru menyelesaikan jarak 333 km Surabaya–Banyuwangi. Dipta Wahyu/Jawa Pos/JPNN.com
’’Biasanya yang muda-muda yang paling gampang terpancing emosinya,” kata dia.
’’Saat menanjak, pelan saja dulu. Tak perlu emosi. Bila capek, istirahat sebentar. Menurunkan speed itu juga termasuk istirahat. Kalau yang muda-muda kan langsung tidak terima kalau disalip. Mereka nggak sabar. Akhirnya yang muda-muda justru banyak yang rontok. Sedangkan yang tua-tua jalan terus,” katanya, lantas tersenyum. (*/c5/c10/ari)
Matahari hampir tenggelam ketika Cipto S. Kurniawan merentangkan kedua tangannya ke udara saat bersepeda memasuki kawasan kantor bupati Jember, Sabtu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu