M. Asmui Kammuri, Jatuh Bangun Mengelola Bisnis Minuman

Naik Pangkat dari Gerobak Menjadi Kafe

M. Asmui Kammuri, Jatuh Bangun Mengelola Bisnis Minuman
M Asmui Kammuri, pemilik Javapuccino Coffee saat ditemui di rumahnya, di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, 23 Februari 2012. Foto: M. Dinarsa Kurniawan/JAWA POS

Kali ini dia menjajal usaha minuman. Alasannya, pengelolaannya mudah dan untung yang didapat besar. "Kalau makanan, lebih merepotkan. Apalagi, makanan juga lebih mudah basi. Kalau tidak laku, malah bisa merugikan," urainya.

Awalnya dia menamai minumannya itu Josstea. Namun, Asmui gagal mendapat hak paten. Yang berhasil adalah nama Javapuccino. Dalam meracik berbagai minuman yang akan dijual, dia mengambil kursus barista kepada seorang kawannya yang bekerja sebagai bartender.

Lalu, pada 2 Februari 2008, dia memberanikan diri membuka kios minuman kopi dan teh di Ciputat. Dia bermodal Rp 3 juta untuk membuat gerobak dan menyewa tempat.

Tak disangka, minuman yang dijualnya laris manis. Dia pun bisa tetap masuk kuliah dan menggaji sang teman yang membantu berjualan. Seperti usaha jalanan lainnya, dia harus menghadapi premanisme yang meminta jatah uang keamanan. Gerobak yang dititipkan di sebuah tempat penitipan kerap dijarah. Suatu ketika, kotak penyimpanan es yang hilang. Di lain waktu blender yang raib.

Berawal dari gerobak minuman sederhana, M. Asmui Kammuri kini sukses mengelola bisnis minuman. Melalui bendera Javapuccino, dia melebarkan sayap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News