M Rahmat: Bagi Pemain yang Penting Kompetisi Kembali Bergulir, Formatnya Terserah PSSI
jpnn.com, JAKARTA - Gelandang Bali United Muhammad Rahmat angkat suara soal pro dan kontra wacana sistem format pertandingan yang akan diterapkan jika kompetisi mulai digulirkan lagi.
Menurut dia, yang terpenting sekarang bagi dia sebagai pemain adalah kompetisi bergulir lagi. Mengenai sistem kompetisinya, dia mempercayakan kepada PSSI dan operator liga untuk mempersiapkan dengan baik.
"Bagi saya sebagai pemain yang terpenting adalah liga kembali berjalan," kata Rahmat dalam laman Bali United, Rabu.
Beberapa pelatih Liga 1, seperti Aji Santoso dari Persebaya maupun pelatihnya sendiri di Bali United, Stefano Cugurra, juga turut menolak format kompetisi terpusat.
Selain karena alasan biaya yang membengkak, kekhawatiran tidak adanya suporter yang merugikan beberapa tim juga menjadi pertimbangan jika kompetisi kembali digelar dengan sistem gelembung.
Mantan pemain PSM Makassar itu kembali menegaskan bahwa sebagai pemain hanya menunggu keputusan yang terbaik karena baginya yang terpenting adalah kompetisi kembali berjalan dan memberikan kembali pekerjaan kepada para pegiat lapangan hijau.
"Saya hanya ingin liga bisa kembali berjalan karena saya seorang pemain. Tentunya saya berharap dengan sistem dan prosedur yang lebih profesional dan lebih baik dari sebelumnya," kata dia.
"Kejadian yang melukai sepak bola tentu menjadi pembelajaran untuk kita semua agar ke depan sepak bola semakin lebih baik," harap Rahmat yang sudah dua musim bersama Serdadu Tridatu.
Gelandang Bali United Muhammad Rahmat angkat suara soal pro dan kontra wacana sistem format pertandingan yang akan diterapkan jika kompetisi kembali digulirkan.
- Kalahkan Persita, Persib Seharusnya Bisa Cetak 3 Gol Lebih
- Persita Optimistis Hadapi Persib, Pelatih: Kami Tidak Mau Kalah
- Madura United Menaklukkan Bali United di Bangkalan
- Madura United Vs Bali United Sore Ini Tanpa 2 Kepala
- Tim Dokter Persib Ungkap Kondisi Cedera Dedi Kusnandar
- Bali United Kembali ke Jalur Kemenangan, Persija jadi Korban