MA Krisis Hakim Agung Militer
Senin, 19 Desember 2011 – 07:26 WIB
"Para pendaftar yang berasal dari lokasi penjaringan itu akan ditindaklanjuti dengan pengiriman dokumen kelengkapan persyaratan administratif ke KY, jadi nanti dokumen (pendaftar) yang berasal dari lokasi penjaringan di daerah akan dikirim ke kami,” terangnya.
Dia menjelaskan, seleksi CHA kali ini ada perbedaan sebelumnya, yaitu diperbolehkannya hakim atau hakim adhoc tingkat pertama mendaftar langsung dengan menggunakan persyaratan jalur hakim nonkarir. Misalnya, selain syarat pembuatan makalah yang harus dibuat di tempat, calon juga minimal harus berpendidikan doktor atau strata tiga dan berpengalaman profesi hukum selama 20 tahun.
Karena itu, lanjut Asep, pihaknya optimis mampu menjaring sekitar enam puluh pendaftar seleksi CHA sesuai yang ditargetkan. Optimisme itu diperkuat dengan dikeluarkannya surat edaran kepada setiap pengadilan tinggi agar dapat mengusulkan calon-calon potensial untuk menjadi CHA.
”Meskipun baru ada 23 pendaftar, kami masih optimis bisa mencapai target 60 tersebut. Apalagi melalui Surat Edaran MA itu, pengadilan tinggi juga boleh mengusulkan hakim karir di daerah yang potensial, dan tentunya memiliki integritas dalam menegakkan hukum selama berkarir di daerah dimaksud,” ujarnya.
JAKARTA - Setelah sepekan melakukan sosialisasi dan penjaringan seleksi calon hakim agung (CHA), Komisi Yudisial (KY) menerima sebanyak sekitar 23
BERITA TERKAIT
- Masjid Indonesia Pertama di Yokohama Jepang Resmi Dibangun
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas
- Mengisi Kuliah Umum di Politeknik PU, AHY Bicara Program Makan Bergizi Gratis