Maaf Demonstran, Pemerintah Indonesia Dukung Status Quo di Hong Kong
Kalau pun situasi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini berpengaruh terhadap situasi di Hong Kong, Mandala menganggapnya tidak terlalu signifikan dan sama sekali tidak membahayakan eksistensi "Satu Negara, Dua Sistem" itu.
Indonesia sangat berkepentingan dengan stabilitas keamanan di Hong Kong, mengingat 180.000 warga negara Indonesia tinggal di kota berstatus wilayah administrasi khusus di bawah pemerintah pusat Tiongkok itu.
Kalau unjuk rasa terus berlangsung, tidak bisa dibayangkan bagaimana masa depan sedikitnya 174.000 tenaga kerja Indonesia yang menggantungkan nasibnya kepada para majikan di Hong Kong.
Kabar mengenai krisis di Hong Kong telah menyebar sangat cepat hingga seluruh pelosok perdesaan di pesisir selatan Pulau Jawa yang merupakan wilayah asal mayoritas TKI di Hong Kong.
Hampir semua warga desa di Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tahu dengan apa yang terjadi di Hong Kong akhir-akhir ini.
Mereka mendapatkan kabar langsung dari keluarganya yang bekerja di sektor informal di Hong Kong. Miris, prihatin, dan penuh ketidakpastian menggelayuti para keluarga TKI akan kerabat mereka yang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja di Hong Kong.
Namun, Mandala memastikan bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan perlindungan bagi semua WNI di Hong Kong dan dia meyakini majikan para TKI di Hong Kong memberikan perhatian kepada.
"Misalnya, kalau ada warga kita yang telat pulang, majikan kadang menjemputnya. Hampir tidak ada warga kita yang telantar di tengah jalan karena tidak bisa pulang. Semua lancar," ujar Mandala. (ant/dil/jpnn)
Pelaksana Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong dan Makau Mandala S Purba menjawab pertanyaan ANTARA terkait adanya keraguan sejumlah pihak keberlangsungan prinsip "Satu Negara, Dua Sistem"
Redaktur & Reporter : Adil