Maaf, Ini Cinta Pelarian!

Maaf, Ini Cinta Pelarian!
Maaf, Ini Cinta Pelarian!
Suporter mulai meninggalkan kawasan Senayan, sehingga membuat jalur Sudirman macet. Ribuan suporter ini pun bubar, sambil bersungut-sungut. Kawasan Sudirman pun menjadi padat. Jakarta kembali ke masalah klasik. Macet. Dan banjir di musim penghujan.

Euforia sepakbola yang antiklimaks berlalu, tetapi bejibun masalah bangsa menunggu. Angka kemiskinan yang sesungguhnya lebih tinggi dari hitungan pemerintah. Gaji PNS selalu naik, tetapi pembangunan infrastruktur agar Indonesia menarik minat investor masih jauh panggang dari api. Income perkapita kita, katanya sih USD 3000, jauh terpuruk dibanding Malaysia yang sudah USD 10.000.

Huh, menjengkelkan! Apalagi elit politik sudah mulai bicara (soal) calon presiden, padahal Pemilu masih tiga tahun lebih lagi. Koalisi Setgab pendukung pemerintahan mulai retak, lalu kapan memikirkan kesejahteraan rakyat? Korupsi masih terdengar di mana-mana.

Usai event sepakbola, ketika kita sejenak melupakan masalah-masalah bangsa, tak membuat masalah itu raib. Inilah mestinya concern kita bersama.

SEPAKBOLA, ya hanya sepakbola. Tapi efeknya bisa melampaui sepakbola. Semacam postfootball, jika diambil padanannya dengan postmodernisme. Itu sebabnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News