Maaf, MA Belum Bisa Berfatwa soal Pencopotan Ahok

jpnn.com - jpnn.com - Mahkamah Agung (MA) telah menanggapi permintaan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar lembaga peradilan tertinggi itu mengeluarkan fatwa tentang polemik ketentuan dalam UU Pemerintahan Daerah (Pemda) yang mengatur penonaktifan kepala daerah berstatus terdakwa.
Kementerian yang dipimpin Tjahjo Kumolo itu juga telah menerima jawaban dari MA tentang permintaan fatwa terkait status Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok yang kini menjadi terdakwa dalam perkara penodaan agama.
Namun, MA belum mamu memberi fatwa. Menurut Mendagri Tjahjo Kumolo, MA dalam jawabannya menyatakan belum bisa memberi pendapat hukum karena Ahok saat ini sedang diadili.
"Soal pendapat hukum MA sebagaimana permintaan dari kami, prinsipnya pendapat apa pun dari MA pasti Kemendagri menghormati. Pertimbangan (MA,red) karena sedang ada proses pengadilan dan gugatan, jadi belum bisa memberikan pendapat," ucap Tjahjo di Jakarta, Senin (20/2).
Tjahjo yang juga punya latar belakang pendidikan hukum itu pun memahami sikap MA. Karenanya mantan sekretaris jenderal DPP PDI Perjuangan ini meminta publik tidak menjadikan sikap MA sebagai polemik.
Selain itu, Tjahjo juga belum mengambil keputusan soal Ahok. Menurutnya, keputusan tentang Ahok akan diambil setelah proses persidangannya memasuki tahap penuntutan.
Menurut Tjahjo, dakwaan atas Ahok menggunakan pasal alternatif. Sedangkan ancaman hukuman dalam pasal alternatif tak sampai lima tahun penjara.
"Itu yang saya laporkan ke presiden. Saya mempertanggungjawabkan pendapat pemerintah," pungkasnya.(gir/jpnn)
Mahkamah Agung (MA) telah menanggapi permintaan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar lembaga peradilan tertinggi itu mengeluarkan fatwa tentang
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- MA Kabulkan PK Antam, Aset Budi Said Bisa Disita
- Mahkamah Agung Kabulkan PK Antam, Batalkan Kemenangan Budi Said
- Rapat Bareng Sekjen MA, Legislator Komisi III Usul Pembentukan Kamar Khusus Pajak
- PSI: Ahok Seharusnya Jadi Whistle Blower Saat Masih Menjabat Komut
- Bukan Ahok, Pramono Janjikan Operasi Yustisi Akan Lebih Ramah
- Pertamax Oplos