Maccaronni Banyak Makan Korban
Minggu, 30 Agustus 2009 – 07:34 WIB
JAKARTA -- Maccaronni begitu terkenal gara-gara diiklankan di sebuah website. Di iklan itu, Maccaronni disebutkan sebagai sebuah pulau dari tiga pulau di Kepulauan Mentawai yang akan dijual. Tapi ternyata, Maccaronni bukan sebuah pulau, melainkan hanya sebuah resort. Wajar kiranya bila Direktur Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, Toni Ruchimat berani mengatakan bahwa tayangan iklan itu mengandung unsur menyesatkan. Katanya, Maccaronni memang hanyalah resort. Iklan itu hanya berupaya menawarkan saham kepemilikan resort itu.
Awalnya orang Mentawai menyebutnya kawasan di sekitar pulau yang ditempati resort itu sebagai 'goibok', lengkungan atau melengkung. Disebut demikian lantaran ombak yang menghempas membentuk melengkung mengelilingi pulau. Pulau itu dikontrak dan dibangun resort oleh orang asing. Si bule yang menyewanya memberi nama Maccaronni.
Baca Juga:
Nama itu akhirnya mendunia di kalangan peselancar. Karena ombaknya cukup tinggi, sudah banyak peselancar yang tidak profesional tergulung tingginya ombak, terbenam, terjepit atau terbentur karang.
"Ombaknya memang terbesar di dunia. Banyak peselancar yang mati karena dibenamkan ombaknya. Kalau tidak profesional, jangan coba-coba bermain selancar di Maccaronni," ungkap pengamat pariwisata pribumi, Ferdinand Saogo tanpa bermaksud menakut-nakuti para pecinta surfing. Dia mengenal para pengusaha resort yang ada di Kepulauan Mentawai termasuk bisnis pulau yang ada di sana. (padek,sam/JPNN)
JAKARTA -- Maccaronni begitu terkenal gara-gara diiklankan di sebuah website. Di iklan itu, Maccaronni disebutkan sebagai sebuah pulau dari tiga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pernyataan Effendi Setelah Bertemu Jokowi Dianggap Upaya Merongrong PDIP
- Indonesia jadi Anggota BRICS, Dewan Pakar BPIP: Ranah Baru Aktualisasi Prinsip Bebas Aktif
- Demi Guru Honorer, Alihkan Saja 1.853 Formasi Kosong Ini!
- Info Terkini soal Rencana Libur Sekolah Selama Ramadan
- Warga Jakarta Jadi Penyebab Penurunan Permukaan Tanah di Pantura
- BPJS Kesehatan Jateng-DIY Bayar Klaim Rp 29,7 Triliun pada 2024