Machmud Algae
Oleh: Dahlan Iskan
Waktu itu kolam algae itu dibangun di halaman samping rumahnya. Kolam sederhana. Dia dapat benih algae dari dosen kimianya di Undip. Itu benih algae air payau.
Di Sukoharjo airnya tawar. Machmud mendalami algae lebih dalam: agar benih algae air payau bisa dikembangkan di kolam air tawar.
Berhasil.
Justru itulah keunggulan algae yang dikembangkan Machmud. Algae-nya sangat bersih. Tidak mengandung logam berat. Terutama tidak terkontaminasi microcystin.
Dari kolam sederhana yang saya lihat kala itu Machmud belajar banyak. Belajar dari kegagalan-kegagalannya.
Misalnya bagaimana agar air kolam bisa terus berputar agar algae-nya tidak mati. Dia juga belajar dari gagal panennya.
Awalnya untuk memanen algae itu Machmud menggunakan saringan kain blaco. Air kolam yang sudah padat algae diayak pakai kain.
Airnya jatuh, algae-nya tertahan di kain. Ternyata banyak algae yang ikut terbuang bersama air. Dari situ Machmud mengganti saringan kain dengan membran dengan lubang-lubang 50 micron.