Macron

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: Guillaume Horcajuelo/Pool via REUTERS/rwa/cfo

Pembuat kebijakan dari masing-masing negara dapat saja berubah, sebab mereka bukanlah makhluk robotik. Akan ditemukan negosiasi di antara kekuatan politik itu untuk menemukan konsensus bersama.

Turki di bawah Tayep Erdogan sekarang bergerak ke arah kanan dengan memberi banyak konsesi kepada kalangan Islam. 

Pendekatan Erdogan yang populis sebenaranya mirip dengan para pemimpin populis Amerika dan Eropa. 

Erdogan juga membawa Turki lebih ke kanan dan bergeser dari garis sekularisme yang diperkenalkan oleh Mustafa Kemal Pasha.

Politik Erdogan mendapat penentangan keras dari kalangan nasionalis sekuler Kemalis. 

Sampai sekarang tarik-menarik masih berlangsung dengan keras. 

Erdogan melindungi kepentingan politiknya dengan kekerasan represif terhadap kalangan oposisi. 

Ahmed T Kuru melihat hal ini sebagai proses. Erdogan tentu saja tidak bisa selama-lamanya memimpin Turki. 

Macron mengalahkan lawannya dari Marine Le Pen yang terkenal sebagai politikus anti-imigrasi, anti-Yahudi, dan anti-Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News