Madiba .

Berada di balik sel penjara selama 27 tahun, rekan baiknya dan juga sesama penerima Nobel Uskup Agung Desmond Tutu mengatakan bahwa kurun waktu percobaan tersebut telah membentuk Mandela.
Tokoh besar yang muncul di tahun 1990 ini sudah tak lagi muda, lebih bijaksana dan memiliki kewibawaan moral.
Ia adalah orang yang dikaruniai kekuatan luar biasa untuk memaafkan. Hebatnya, ia juga bisa menahan godaan untuk membalas dendam terhadap lawan-lawannya dulu.
Ia menunjukkan kepada dunia bahwa memaafkan adalah hal yang sangat mungkin dilakukan namun tidak pernah melupakan konsekuensinya – mengajarkan kepada kita tentang arti ketabahan, prinsip-prinsip dan keberanian.
Namun Presiden Mandela juga seorang politikus yang sempurna. Ia memiliki bakat sebagai seorang negarawan – seperti gestur dan insting alami untuk menangkap imajinasi negaranya.
Singkatnya, ia adalah seorang pria dengan mimpi.
Pada tahun 1995, ia mendirikan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), salah satu simbol kuat dari keyakinannya bahwa sikap memaafkan dapat hidup berdampingan dengan kritikan moral.
Memang, KKR adalah komisi yang unik di masanya sebab ia memberikan korban dan pelaku sebuah suara tanpa mengesampingkan salah satu di antara keduanya.