Madura

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Madura
Pulau Madura di Jawa Timur. Foto: Google Map

Ungkapan Gubernur Khofifah bahwa orang Madura sakti-sakti memang sekadar bercanda. Namun, sebagian masyarakat Madura sepertinya merasa begitu.

Mereka merasa kebal dari Covid 19. Kalau di tempat lain orang takut pada Covid, di Madura Covid takut pada orang Madura.

Beberapa video yang viral menunjukkan warga Madura beraktivitas bebas tanpa penerapan prokes. Warga bebas berinteraksi tanpa memakai masker dan tidak menjaga jarak, sedanglan fasilitas mencuci tangan dengan air mengalir juga tidak banyak dijumpai.

Sebuah video memperlihatkan seseorang yang memakai masker malah ditegur oleh orang yang tidak bermasker. Orang yang menegur mengatakan di Madura tidak ada Covid, jadi tidak perlu pakai masker.

Masyarakat Madura adalah perantau yang tangguh dan gigih. Sebagian besar warganya bermigrasi ke seluruh wilayah Indonesia.

Separuh dari warga Kabupaten Bangkalan bekerja mencari nafkah di Surabaya. Pada hari-hari raya Idulfitri dan Iduladha, warga Madura berbondong-bondong ‘toron’ pulang kampung ke Madura.

Selama masa larangan mudik pada Lebaran 2021 kemarin mobilitas bisa dikontrol. Namun, setelah masa larangan berakhir, mobilitas warga ke Madura menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.

Sebagaimana diprediksi oleh para ahli epidemiologi, ledakan kenaikan Covid 19 akan terjadi pada masa dua atau tiga minggu setelah Lebaran. Peningkatan kasus penularan di Madura ini membuktikan kebenaran prediksi itu.

Orang Madura terkenal humoris dan lucu. Namun, hari-hari ini perkembangan Covid-19 di Madura tidak ada yang lucu, bahkan mengkhawatirkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News