Mafia Anggaran Dipicu Aksi Setor Duluan
Senin, 12 September 2011 – 18:54 WIB
JAKARTA - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Bambang Soesatyo menilai, suburnya praktek mafia anggaran justru karena adanya kerjasama antara pengusaha, pemerintah dan DPR. Menurut politisi Partai Golkar itu, jika tidak ada bantuan, kerja sama, dan jaminan perusahaannya akan dimenangkan, maka tidak akan ada pengusaha yang berani mengijon Pemerintah dan Banggar. Karena itu, uang yang diterima mafia anggaran di Pemerintah dan DPR, kata dia, biasanya adalah uang dari pengusaha, bukan uang APBD atau dana pribadi kepala daerah.
"Modusnya, pengusaha memberikan uang terlebih dulu ke pemerintah atau DPR agar proyek pengadaan barang dan jasa di suatu instansi dimenangkan suatu perusahaan. Tanpa adanya kerja sama seperti itu, mustahil praktek mafia anggaran bisa dilakukan," tegas Bambang Soesastyo, di press room DPR, gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Senin (12/9).
Baca Juga:
Bahkan, sesuai dengan kewenangannya, disinyalir mafia anggaran lebih banyak terjadi di eksekutif dibanding dengan legislatif atau yudikatif. Alasannya, pengguna anggaran 89 persen di tangan eksekutif. Sisanya baru ada di legislatif dan yudikatif.
Baca Juga:
JAKARTA - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Bambang Soesatyo menilai, suburnya praktek mafia anggaran justru karena adanya kerjasama antara pengusaha,
BERITA TERKAIT
- Sisa Honorer yang Harus Terserap PPPK 2024 Tahap 2 Masih Membeludak, Oh
- Siswa di Makassar Diberi Hadiah Jika Menghabiskan Makan Bergizi Gratis
- 4 Orang Tewas Dalam Insiden Kecelakaan Bus Pariwisata di Kota Batu
- Gus Ipul Pastikan Kebutuhan Dasar Warga Miskin Terpenuhi
- Kaltim Siap Jadi Garda Terdepan Kemajuan Bangsa Indonesia
- Pemkot Serang Perpanjang Pendaftaran PPPK Tahap Kedua