Mafia Favela Jelang World Cup 2014 dan Olympic Games 2016
Kamis, 13 Desember 2012 – 14:33 WIB
Dan yang terbesar adalah area Rocinha, dari Copacabana terus menyusuri pantai menuju balik bukit, ketemu pantai Ipanema, terus lagi ke ujung pantai Leblon. Nanti ketemu bukit Niemeyer, nah di balik bukit yang biasa dipakai olahraga dirgantara, terbang layang itulah mereka bermukim.
Di kaki bukit dekat Favela terpadat itu, ada kompleks vila elite, tempat bermukimnya orang-orang kaya di Rio de Janeiro. Ada lapangan golf, club house, rumah dengan halaman yang luas, rumput terpotong rapi, dan pepohonan yang besar-besar. Tinggi dinding temboknya saja sudah lima meter, lapisan terluar dinding itu sudah tidak kelihatan terbuat dari bahan apa? Batu-batuan atau semen?
Karena tertutup 100 persen oleh bunga merambat di seluruh muka tembok. Kontras sekali, di perbukitan sana ada Favela, di lembah sini ada kompleks yang mirip “Gangnam” di Seoul, Korea Selatan yang lagi heboh itu.
Sungguh, Presiden Brazil Dilma Rousseff saat ini sedang “sakit kepala” menghadapi Favela yang makin eksis dan sulit digoyang itu. Presiden Brazil terdahulu, Lula pada tahun 2007 juga pernah menawarkan skema menyelesaikan masalah sosial dengan konsep “Cidade de Deus” atau “the City of God”.
Jika Anda berada di Rio de Janeiro, sempatkan waktu ke Rocinha, “sarang Favela” paling padat, paling kumuh, dan paling seram di Brazil.
BERITA TERKAIT
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?
- Problematika Penanganan Perkara Judi Online
- Napoleon Der Bataks: Kisah Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih