Mafia Favela Jelang World Cup 2014 dan Olympic Games 2016
Kamis, 13 Desember 2012 – 14:33 WIB

KUMUH: Bukit Niemeyer, tempat berkukimnya komunitas Favela di Brazil. Foto: Don Kardono/Indopos
Tetapi, soal mafia, soal kriminalitas, soal favela, soal kemiskinan, soal kesenjangan yang amat drastis, soal perampokan turis, soal ancaman terhadap Pesta Sepak Bola Piala Dunia 2014, ketakutan Olimpiade 2016, dan sebagainya itu seolah “tertutup” dan tidak pernah menjadi bahasan public internasional. Kalah dengan “goyang samba”, Rio carnival, prestasi sepak bola, sukses penyelenggaraan Rio Environment and Development Forum 2012, surplus pangan, kopi terbaik dunia, dll. Diplomasi luar negeri mereka jempol dua! (bersambung).
Jika Anda berada di Rio de Janeiro, sempatkan waktu ke Rocinha, “sarang Favela” paling padat, paling kumuh, dan paling seram di Brazil.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Canton Fair 2025: Diplomasi Rantai Pasok Dunia di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China
- RUU KUHAP Menguatkan Peran Advokat untuk Perlindungan HAM
- Eksistensi Suap Hakim, Mafia Hukum dan Peradilan di Indonesia: Penyakit Kronik dan Upaya Penanggulangannya
- Revisi UU TNI: Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
- Bawaslu Konsisten Mengawal Demokrasi
- Paradigma Pemidanaan KUHP Nasional