'Mahar' Calon Walikota Rp4 Miliar
Senin, 24 September 2012 – 07:39 WIB

'Mahar' Calon Walikota Rp4 Miliar
Berawal dari situasi itu, transaksi dimulai. Cawalkot dan parpol mulai ´main mata´. Mereka saling pincut sebelum tawar-menawar dilakukan.
"Dari mulai parpol gurem, papan tengah, hingga papan atas pasang tarif. Semakin besar parpol, semakin mahal," kata Peneliti Politik Daerah dari Fakultas Ekologi Manusia IPB, Sofyan Sjah kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
Dari penelusuran Radar Bogor, tarif ´mahar´ mencapai miliaran rupiah. Sebuah parpol papan tengah sempat membandrol dukungannya hingga Rp4 miliar pada Pilkada lalu. Sistem pembayaran bisa dicicil dua kali dengan uang muka 50 persen dan pelunasan 50 persen.
Tarif Rp4 miliar memang terbilang mahal saat itu. Pasalnya, pada Pilakada lalu, pasaran parpol papan tengah sekitar Rp1 miliar untuk partai gurem. Menurut Sofyan, pada 2012 ini, penelitian kualitatif di sejumlah daerah menunjukkan dua pola aliran biaya ´mahar´ dari pengurus cabang, wilayah, hingga pusat. "Tiap parpol punya aturan main tersendiri. Bisa 40 persen untuk pengurus cabang, 30 persen untuk wilayah, dan 30 persen untuk pusat. Pola lainnya, untuk cabang 50 persen, sisanya untuk wilayah dan pusat masing-masing 25 persen," bebernya.
BOGOR-Jual-beli dukungan parpol terhadap calon walikota semakin fulgar. Politik transaksional dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) bukan
BERITA TERKAIT
- Abraham Sridjaja Pastikan Perluasan Peran TNI di Jabatan Sipil Tidak Sembarangan
- Budi Sulistyono Pertanyakan Efektivitas Investasi Danareksa di Garuda Indonesia
- Soal Skandal di Produk MinyaKita, Legislator PDIP Mengkritisi Pengawasan Kemendag
- Syamsu Rizal: Revisi UU TNI Harus Berbasis Kebutuhan Nyata, Bukan Sekadar Formalitas
- Sebut Partai Perorangan Sudah Diadopsi, Jokowi Ingin Membesarkan PSI?
- Ketua Umum Fokusmaker Bantah Isu Jadi Waketum DPP AMPI