Mahasiswa Antusias Tanggapi \'Matahari dari Kutai Timur\'

jpnn.com - YOGYAKARTA--Buku biografi, "Isran Noor: Matahari dari Kutai Timur", mendapat sambutan hangat dari kalangan mahasiswa.
Sang penulis buku, Wenny Artha Lugina, menjelaskan memang buku ini bisa menjadi inspirasi bagi putra-putra daerah yang punya cita-cita menjadi pemimpin nasional.
“Dengan modal tekad sekuat baja dan tahan terhadap cobaan, anak itu kini menjadi “Matahari dari Kutai Timur,” ungkap Wenny dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/10).
Ridwan, seorang mahasiswa dari Banjarmasin yang bercita cita menjadi Anggota DPR, menyambut baik buku kisah tentang pria yang kini menjabat bupati Kutai Timur itu.
"Saya sebagai anak daerah yang serba kekurangan dalam faktor ekonomi sempat mengeluh, untuk mengubur mimpi saya, tapi setelah membaca sinopsis buku ini, semangat saya kembali bangkit saya tidak boleh kalah dari Isran Noor,” ujar Ridwan.
Buku garapan Wenny itu soft launching pada Kamis, (24/10) lalu. Acara ini bersamaan dengan dialog interaktif Isran Noor, bekerja sama dengan Badan Legislatif Mahasiswa se-Indonesia di Yogyakarta.
Dewi, Mahasiswa FIB UI yang hadir dalam dialog interaktif menilai, Isran telah membuktikan bahwa anak daerah jangan takut membangun mimpi untuk menjadi pemimpin bangsa.
“Isran Noor membuktikannya, seperti yang ternarasikan dalam buku inspirasional ini,” ungkap Dewi yang kerap aktif di dunia tulis menulis. (sam/jpnn)
YOGYAKARTA--Buku biografi, "Isran Noor: Matahari dari Kutai Timur", mendapat sambutan hangat dari kalangan mahasiswa. Sang penulis buku,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- DPR Bentuk Panja Usut Mafia Lahan di Batam, Pengamat: Panggil Menteri ATR/BPN
- Ibas Sebut Penguatan Riset dan Pendidikan di Indonesia Harus Diperkuat
- Bupati Dony Luncurkan Aplikasi Berhidmat, Permudah ASN Baca Al-Qur’an Selama Ramadan
- TNI Duduki Jabatan Sipil, Sistem Merit di Kementerian Pasti Rusak
- Honorer K2 Mengadu Masalah Rekrutmen PPPK 2024 ke Komnas HAM, Semoga Didengar Prabowo
- 21 Proyek Strategis Hilirisasi Nasional Segera Dieksekusi, Abdul Rahman Puji Bahlil