Mahasiswa Australia Pertahankan Gelar Juara Dunia Robot di China

Mahasiswa Australia Pertahankan Gelar Juara Dunia Robot di China
Mahasiswa Australia Pertahankan Gelar Juara Dunia Robot di China

"Tiang gawang dulunya berwarna kuning dan tak ada benda lainnya di lapangan yang berwarna kuning, sehingga cukup mudah untuk mengenali tiang gawang di mana pun robot berada," kemuka Sean.

"Sekarang mereka berwarna putih sehingga mereka terlihat seperti yang lainnya di lapangan - semua robot berwarna putih dan semua garis juga putih - Itu adalah warna yang sangat umum dan sangat sulit bagi robot untuk melihat gawang," jelasnya.

Permainan ini sekarang menggunakan peluit di final, yang artinya robot harus mampu untuk mendengarkan suara peluit juga.

"Ada lebih banyak tantangan ekstra yang harus anda perbaiki sebelum Anda bahkan bisa kembali ke tingkat yang sama seperti tahun lalu, apalagi memperbaiki hal itu," ungkap Sean.

Robot seharusnya sama semua, tapi Sean mengatakan, sulit untuk tak melekat pada mesin hidup.

"Mereka semua memiliki kebiasaan mereka sendiri, kami menamai mereka secara berbeda. Tahun ini, robot diberi nama seperti dewa Norse, jadi kami punya Thor, Loki, Odin, hal-hal seperti itu dan mereka semua memiliki kepribadian," tuturnya.

Hal ini mungkin tampak seperti permainan, tapi dunia robot memang memiliki sisi serius, dan Sean mengatakan, teknologi yang mereka gunakan bisa diterapkan lebih luas.

"Jadi misalnya, selama beberapa tahun, kami juga bersaing dalam kompetisi tim penyelemat RoboCup, di mana kami harus membuat robot berada di sekitar lokasi bencana, membangun peta dan menemukan korban serta menyelamatkan mereka," utaranya.

SEKELOMPOK mahasiswa dari Universitas New South Wales (UNSW) beserta robot mereka, saat ini, tengah berada di Hefei, China, untuk bersaing dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News