Mahasiswa Australia Temukan Pangkalan Militer di Aplikasi Kebugaran
Strava, aplikasi pelacakan kebugaran, mengungkap informasi sensitif tentang pangkalan dan rute pasokan militer melalui situs peta temperatur globalnya.
Menurut perusahaan aplikasi asal Amerika Serikat (AS) tersebut, peta data itu menunjukkan 1 miliar aktivitas dan 3 triliun titik garis lintang dan garis bujur dari "jaringan atlet global Strava".
Pada akhir pekan, mahasiswa Australia berusia 20 tahun -Nathan Ruser -melihat peta tersebut menunjukkan lokasi dan rutinitas personil militer di pangkalan militer Timur Tengah dan zona konflik lainnya.
Skip Twitter TweetFireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame.
Berbicara dari Thailand, Ruser, yang mempelajari keamanan internasional di Australian National University (ANU), mengatakan bahwa ia telah mengikuti situasi di Suriah sejak tahun 2014.
Ketika menemukan peta temperatur Strava, ia memutuskan untuk melihat wilayah yang dilanda perang tersebut dan mengatakan bahwa "semuanya menyala seperti pohon Natal."
Ketika Anda melihat peta temperatur Strava di negara-negara seperti Australia, Anda melihat banyak "kebisingan" dari warga sipil yang menggunakan aplikasi ini. Sydney, misalnya, bersinar emas dengan kebiasaan joging warganya.
Itu tak terjadi di Timur Tengah atau Afrika, di mana aktivitas tunggal terlihat kontras menonjol dengan latar belakang berwarna hitam.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat