Mahasiswa Bandung Kembangkan Teknologi Penyiraman Berbasis IoT, Bisa Dikendalikan dari Jarak Jauh

“(Tanaman) cabe itu sangat mudah mati di awal penanaman. Tapi dengan pemberian air yang tepat, baik jumlahnya maupun waktunya, terbukti yang di Garut tidak mudah mati,” ungkapnya.
Ali Suryaperdana Agus, dosen Augmented Reality di prodi Teknologi Informasi STMIK AMIKBandung, mengatakan teknologi yang dikembangkan mahasiswanya bisa diaplikasikan secara lebih luas dengan dukungan Pemerintah.
Meski demikian diakuinya masih diperlukan edukasi lebih dalam ke kalangan petani karena kondisi gagap teknologi yang ada di sebagian besar petani di Indonesia.
“Jika edukasinya berjalan baik dan petani bisa mengaplikasikan teknologi ini, kerja mereka lebih efisien seperti di Jepang. Penyiraman tanaman bisa dikontrol jarak jauh sehingga petani memiliki waktu lebih banyak untuk aktifitas pertanian lainnya,” kata Ali.(chi/jpnn)
Mahasiswa STMIK AMIKBandung berhasil mengembangkan teknologi penyiraman tanaman berbasis Internet of Think (IoT).
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Bulog Cetak Penyerapan Gabah Petani Capai 725.000 Ton, Rekor Tertinggi 10 Tahun Terakhir
- Meraup Untung dari Kemacetan Arus Mudik, Pedagang Kopi Keliling Berseliweran
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Mendunia, Herco Digital Raih Penghargaan di Asia Tenggara
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan