Mahasiswa dan Pemuda Harus Jadi Benteng NKRI dari Ancaman Radikalisme
Rabu, 03 Mei 2017 – 15:35 WIB

Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Ricardo/JPNN
Ketidakadaan proteksi inilah yang membuat gerakan anti-NKRI mendapat tempat di kalangan mahasiswa dan generasi muda.
Faktor lainnya adalah frustrasi dengan keadaan karena kondisi sosial politik di Indonesia masih tidak menentu.
"Saat semua jadi susah dan tidak pasti, mereka menawarkan angan-angan yaitu kalau ikut khilafah selesai persoalan. Yang tidak kerja punya pekerjaan, yang tidak punya penghasilan, punya penghasilan, bahkan matinya pun masuk surga. Harapan seperti itu mudah ditangkap dalam situasi orang frustrasi. Padahal semua itu omong kosong saja," terang Yaqut. (jos/jpnn)
Mahasiswa dan generasi muda Indonesia wajib memiliki pertahanan diri dalam menghadapi serangan paham radikal terorisme.
Redaktur & Reporter : Ragil
BERITA TERKAIT
- LBH GP Ansor Perintahkan Wilayah & Cabang Dampingi Mahasiswa Pendemo yang Belum Kembali
- Teror Kepala Babi untuk Jurnalis Tempo, GP Ansor Kecam Intimidasi terhadap Kebebasan Pers
- GP Ansor Sebut RUU TNI Masih Sejalan dengan Semangat Reformasi
- Akademisi: Sebagian WNI di Suriah Layak Mendapat Kesempatan Kedua
- GP Ansor Luncurkan LMS Ansor University untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
- Polarisasi Berbasis Identitas Makin Tajam, Ketum GP Ansor: Stabilitas Ekonomi Harus Dijaga