Mahasiswa dan Pengawas Asal Indonesia Gugup Saat Ujian Online di Australia
Ia namun tetap lebih menyukai ujian di dalam kelas dalam situasi normal.
"Saya lebih suka offline karena jelas saja. Harus siap-siap, sementara ujian online siap-siapnya tidak berasa siap-siap karena masih di rumah dan open-book."
Celah untuk berbuat curang dalam ujian online
Meski tidak berniat untuk berbuat curang dalam ujian 'open book' tersebut, Felicia yang berasal dari Surabaya ini mengatakan masih ada celah untuk melakukan tindakan tersebut.
"Kelihatannya kalau ujian online [kesempatan berbuat curang] lebih tinggi sih," katanya.
Photo: Pengawas bisa menandai atau memberikan 'yellow flag' pada mahasiswa yang melakukan hal mencurigakan ketika ujian online. (Supplied: Yohanes Kurniawan)
Yohanes juga menyadari keberadaan celah tersebut, terutama bila mahasiswa berniat untuk menggunakan software yang sempat disebutkan namanya dalam proses pelatihan para pengawas.
Putri mengatakan pengawas perlu bersikap peka dalam mengawasi gerak-gerik mahasiswa.
"Kalau kita sudah benar-benar curiga, misalnya mendengar dia ngobrol, atau ada obrolan, kita bisa clarify sama siswanya," katanya.
Sejak tiga tahun lalu, Yohanes Kurniawan asal Jakarta sudah terbiasa mengawas ujian di lembaga pendidikan Melbourne, Australia
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025