Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres

Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres
Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres
Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres

Berselang beberapa hari setelah Pemerintah Australia mengumumkan akan memotong pendanaan universitas, sebuah laporan mengungkapkan bahwa para mahasiswa di negara ini mengalami problem kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan yang bukan seusai mereka yang bukan mahasiswa.

Laporan lembaga bernama National Centre of Excellence in Youth Mental Health, Orygen, menyebutkan alasan utama mengapa mahasiswa mengalami hal tersebut.

Di antaranya, kurangnya tidur, buruknya asupan makanan, jauh dari keluarga, rasa kesepian di kalangan mahasiswa internasional, tekanan akademik, ketidakpastian lapangan kerja, serta tekanan finansial.

Mengingat kurangnya data, laporan tersebut tidak secara langsung menyimpulkan bahwa mahasiswa kini merasa lebih stres. Namun laporan itu menunjuk bahwa konselor mahasiswa telah memperingatkan mengenai meningkatnya permintaan layanan mereka sementara sumberdayanya tidak cukup.

Sebagian hal ini mungkin disebabkan oleh destigmatisasi kesehatan mental, artinya lebih banyak mahasiswa mendatangi konselor.

Namun menurut analis senior Orygen, Vivienne Browne, ada penyebab yang lebih besar dari hal itu.

"Kita tahu sejumlah mahasiswa khawatir mereka menumpuk hutang dalam jumlah besar untuk mendapatkan kualifikasi akademik," katanya.

"Mereka juga mengerti bahwa batasan untuk masuk ke dunia kerja kini menjadi lebih tinggi, dan tidak ada harapan mereka akan langsung bekerja," jelasnya.

Berselang beberapa hari setelah Pemerintah Australia mengumumkan akan memotong pendanaan universitas, sebuah laporan mengungkapkan bahwa para mahasiswa di negara ini mengalami problem kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan yan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News