Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres
Singkatnya, SPP yang lebih mahal dan kecemasan mengenai pekerjaan membuat mahasiswa stres.
Pendapat ini diperkuat oleh Jeremy Cass, psikolog dan manajer layanan konseling di Universitas RMIT di Melbourne. Dia memperkirakan ada peningkatan 10 persen permintaan layanan konseling di universitas tersebut pada tahun lalu.
"Yang utama adalah depresi dan kecemasan," katanya.
"Banyak mahasiswa mengalami stres karena kehidupan pada umumnya," jelasnya.
Kenaikan permintaan layanan konseling di RMIT terjadi pula di universitas lain. Pada tahun 2013, induk asosiasi layanan mahasiswa di Australia dan Selandia Baru, ANZSSA, menemukan bahwa layanan konseling melayani lebih banyak mahasiswa yang memiliki masalah kesehatan mental.
Laporan Orygen itu disampaikan hanya dua hari setelah Pemerintah Federal mengumumkan rencana reformasi pendidikan tinggi. Biaya SPP akan naik 7,5 persen pada 2021, dan batas penghasilan untuk pelunasan pinjaman mahasiswa HELP akan turun dari $ 55.000 menjadi $ 42.000.
Mahasiswa akan memiliki lebih banyak hutang dan harus membayarnya dalam tempo lebih cepat.
Inilah potensi penyebab masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa di Australia:
Berselang beberapa hari setelah Pemerintah Australia mengumumkan akan memotong pendanaan universitas, sebuah laporan mengungkapkan bahwa para mahasiswa di negara ini mengalami problem kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan yan
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki