Mahasiswa Indonesia Berharap Dijemput untuk Kembali ke Australia
"Pilot program akan membawa 300 mahasiswa, tapi daftar mahasiswanya masih dalam tahap penyelesaian."
Photo: Wakil Kepala Petugas Kesehatan Masyarakat Dr Mike Cusack mengatakan penyeberangan perbatasan Victoria lebih berisiko daripada penerbangan mahasiswa internasional. (ABC South East SA: Isadora Bogle)
Upaya untuk menghidupkan ekonomi
Menteri Simon mengatakan 'pilot project' yang akan dilakukan di Australia Selatan merupakan salah satu upaya pemulihan negara di tengah pandemi yang "sangat penting".
"Ini adalah langkah selanjutnya yang sangat penting dalam konteks pemulihan ekonomi akibat COVID," kata dia.
Keberadaan mahasiswa internasional menyumbang pendapatan negara sebesar AU$40 milyar hampir setiap tahunnya dan membantu menciptakan 250.000 lapangan pekerjaan bagi warga Australia.
Ia mengatakan risiko penularan virus corona dari mahasiswa internasional yang akan dijemput nanti rendah, karena mereka akan dikarantina di hotel berbintang menengah.
Selain itu, menurutnya, program tersebut akan dijalankan dengan memastikan persyaratan keamanan telah diterapkan secara maksimal.
"Semua persyaratan karantina, persyaratan tes, semua faktor seperti ini sudah melalui persetujuan pihak berwenang di tingkat tertinggi ... untuk memastikan semua orang yakin tidak akan menimbulkan risiko terkait COVID."
Australia Selatan akan menjadi negara bagian pertama di Australia yang menjemput mahasiswa internasional kembali ke universitas
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing