Mahasiswa Indonesia di Australia Bertahan Hidup dengan Sisa Tabungan

Pandemi virus corona

Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.
Terpaksa pulang bila kondisi tidak membaik
Mahasiswa Indonesia lainnya di Australia, yakni Aldo yang sedang mengambil program master di Charles Darwin University, mengatakan keputusan untuk pulang ke Indonesia akan diambilnya, jika kondisi di Australia dalam empat bulan ke depan tidak menunjukkan perbaikan.
Sejak kehilangan pekerjaannya sebagai barista di sebuah kedai kopi di Darwin, Aldo mulai menggunakan uang kuliahnya untuk membayar keperluan sehari-hari.
Menurutnya, ia telah menyediakan bukti dapat membiayai diri sendiri selama 12 bulan saat mengajukan 'student visa', seperti yang dikatakan PM Morrison.
"Sebenarnya untuk [masa sekolah] dua tahun saya bayar uang sekolah itu cukup untuk 12 bulan pertama," kata Aldo.
Tapi ia harus mengubah rencananya jika tidak ada kepastian untuk tahun selanjutnya.
"Daripada kalau begini terus, untuk tahun keduanya saya tidak bisa bayar, mending saya berhenti kuliah dan pulang [ke Indonesia] saja."
Boleh mengambil 'superannuation'
Hingga saat ini, beberapa universitas telah menyediakan bantuan dana bagi para mahasiswa.
Pemerintah Australia menganjurkan mereka yang memegang 'Temporary Visa', termasuk pelajar internasional, untuk mempertimbangkan pulang ke negara asalnya, jika mereka tidak dapat mencukupi biaya hidup akibat pandemi virus corona di Australia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Pencuri Motor Mahasiswa di Ogan Ilir Diringkus Polisi
- ELSA Bangun Kolaborasi Dunia Industri dan Akademik, Gelar Campus Visit ke Jogja
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Prodi DKV Untar Dorong Kreativitas dan Bisnis Lewat Pameran CREBO Season 2