Mahasiswa Indonesia di Queensland Diskusikan Masyarakat Ekonomi ASEAN

Mahasiswa Indonesia di Queensland Diskusikan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Mahasiswa Indonesia di Queensland Diskusikan Masyarakat Ekonomi ASEAN

"Beberapa inisiatif liberalisasi jasa keuangan sebagaimana yang dimuat dalam MEA tidak serta merta Indonesia ikut di dalamnya. Pemerintah bersikap selektif dan memperhatikan kondisi industri jasa keuangan di Indonesia, seperti misalnya dalam hal pembukaan cabang bank asing di Indonesia atau liberalisasi arus portofolio melalui pasar modal." kata Chandra Kusuma.

Untuk mensukseskan MEA, pemerintah harus meningkatkan daya saing masyarakat serta membuka industri bahan baku setengah jadi. Hal ini dikatakan oleh Ari Margiono, PhD student di QUT yang juga faculty member di Binus University Business School.

"Sudah saatnya pemerintah tidak hanya mengekspor bahan mentah, misalnya minyak sawit/kelapa, kita seharusnya lebih aktif dan mengekspor beragam bahan setengah jadi, termasuk juga komponen untuk industri. Bertambahnya industri kelas menengah yang ada di Indonesia, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat." kata Ari Margiono.

Mahasiswa Indonesia di Queensland Diskusikan Masyarakat Ekonomi ASEAN
Ari Margiono sedang memaparkan kompetisi di negara negara intra ASEAN. (Foto: UQISA)

Pada sesi diskusi, beberapa sektor kerjasama mendapatkan khusus perhatian dari peserta. Menanggapi pertanyaan Tarinadiyya, seorang mahasiswi UQ tingkat Master dibidang Tourism, dijelaskan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor dibawah kerjasama perdagangan jasa MEA.

Pada saat ini, beberapa kerjasama kongkrit yang didorong adalah peningkatan kapasitas pelaku industri pariwisata, promosi produk serta obyek pariwisata serta mendorong penyusunan suatu ASEAN Single Visa yang diharapkan dapat mengoptimalkan kunjungan wisatawan dari negara ketiga (diluar ASEAN) untuk dapat berkunjung ke beberapa negara ASEAN sekaligus.

Potensi besar ASEAN sebagai sentra produksi barang, juga telah dilirik dan dinikmati oleh beberapa perusahaan multinasional. Salah satu perusahaan otomotif terkemuka telah berhasil menikmatinya dengan membangun beberapa pabrik komponen suku cadang dan perakitan di negara-negara anggota ASEAN dan menjadikannya satu production system yang sinergis dan terintegrasi.

Contoh tersebut juga menunjukan kurangnya pemanfaatan berbagai fasilitas yang berikan MEA oleh perusahaan-perusahaan lokal di ASEAN.

Setelah dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 31 Desember 2015,  Persatuan Pelajar Indonesia University of Queensland (UQISA) mengadakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News