Mahasiswa Internasional Khawatirkan Diskriminasi dan Persaingan Mencari Kerja dan Sewa Rumah Ketika Kembali ke Australia

Sekitar 60 ribu mahasiswa internasional sedang bersiap-siap untuk kembali ke Australia. Tapi sebagaian khawatir apa yang akan terjadi setibanya di Australia.
Radhika Gyani dari India yang sudah mendaftar mengikuti pendidikan S2 di bidang teknik di University of New South Wales sudah kuliah online, namun sedang menghitung hari kapan dia bisa sampai di Australia.
Dia mengatakan kehilangan 'kontak langsung dengan sesama' dan pelajaran lewat online terlalu mengandalkan pada 'mesin komputer' namun dia juga merasa khawatir ketika nanti kembali ke Sydney.
"Saya tidak tahu bagaimana warga lokal menerima kembali para mahasiswa internasional dalam jumlah besar, tidak tahu bagaimana penerimaaan yang kami dapatkan," kata Gyani.
Itu bukan satu-satunya kekhawatiran Gyani, dia juga khawatir kembalinya para mahasiswa internasional akan memengaruhi kemungkinan dia mendapatkan tempat dan hidup yang layak di Sydney.
"Saya khawatir akan sewa rumah dan pekerjaan karena pasti kebutuhan akan tempat sewa dan juga banyaknya yang ingin mencari kerja sambil sekolah," katanya lagi.
Peneliti tingkat doktoral asal Pakistan Sonia Qadir juga mengkhawatirkan prospek kariernya di saat dia hampir menyelesaikan pendidikannya di bidang hukum.
"COVID memaksa universitas melakukan perampingan dan mengurangi jumlah mata kuliah bagi para mahasiswa tingkat doktoral untuk mengajar," kata Sonia.
Sekitar 60 ribu mahasiswa internasional sedang bersiap-siap untuk kembali ke Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia