Mahasiswa Internasional Sudah Kembali ke Australia, Tetapi Kesulitan Menghadapi Biaya Hidup yang Tinggi

Mahasiswa Internasional Sudah Kembali ke Australia, Tetapi Kesulitan Menghadapi Biaya Hidup yang Tinggi
Dahlia Rera Oktasiani sudah bekerja di beberapa tempat sejak tiba di Australia bulan November 2022. (Supplied)

"Sekarang hal tersebut berubah, kita melihat bukan saja mahasiswa datang dari negara-negara yang beragam, tapi juga latar belakang yang beragam meski dari negara yang sama."

"Karena latar belakangnya berbeda, jelas posisi mereka saat mengatasi kesulitan di sini juga berbeda-beda."

Dia mengatakan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa internasional sebenarnya sama dengan yang dialami oleh warga Australia pada umumnya.

Namun mahasiswa asing menghadapi masalah tambahan karena bahasa Inggris bukan bahasa pertama dan ketika mereka harus berbagi tempat tempat tinggal dengan budaya yang baru.

Dr Deuchar mengatakan penelitiannya mengenai mahasiswa internasional yang dilakukan selama bertahun-tahun menemukan bahwa dukungan yang paling penting yang mereka dapat - entah bantuan ekonomi, sosial atau emosional - kebanyakan berasal dari komunitas mereka sendiri.

"Dukungan yang paling kuat dan paling efektif yang mereka dapat berasal dari mahasiswa internasional lainnya," katanya.

Sebagai contoh katanya adalah grup WhatsApp, di mana mahasiswa bisa bertemu dan saling berbagi informasi sesama mereka.

"Yang harus diperhatikan oleh institusi adalah bukan menciptakan dukungan yang baru tetapi belajar dari para mahasiswa internasional itu sendiri dan menciptakan sesuatu dari apa yang sudah mereka lakukan."

Pada tahun 2020, Perdana Menteri Australia ketika itu, Scott Morrison, meminta mahasiswa internasional untuk pulang bila mereka tidak bisa membiayai diri sendiri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News