Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia
Sejak pulang ke Jakarta tahun lalu, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online atau daring.
Trisha yang kuliah di Melbourne kembali ke Indonesia selama kota itu menjalani 'lockdown', karena saat itu ia tak mengira Australia akan menutup perbatasan.
Mahasiswi S1 jurusan Ilmu Komunikasi dan Studi Media pada University of Melbourne ini mengaku stress akibat kuliah online yang dijalaninya dan membuat dirinya lelah.
"Saya mulai merasakan beban dengan banyaknya tugas-tugas kuliah yang kian menumpuk sampai saya enggak bisa keluar rumah," kata Trisha kepada ABC.
"Saya merasa terisolasi, seolah saya benar-benar sendirian. Saya sering merasa kewalahan."
"Ada masa-masa ketika saya juga merasakan gangguan mental," ujar Trisha.
Dia membutuhkan waktu selama berbulan-bulan untuk beradaptasi dengan realitas barunya dengan bantuan teman dan keluarga. Tapi dia masih khawatir karena tidak tahu kapan bisa kembali ke kampusnya di Melbourne.
"Kadang saya masih merasa cemas memikirkan kemungkinan menyelesaikan sisa perkuliahan secara online dan tidak tahu kapan perbatasan akan dibuka atau kapan semua ini akan berakhir," katanya.
Sempat pulang ke Jakarta, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat
- Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza
- Bea Cukai Palembang Lepas Ekspor Perdana 59,4 Ton Kopi ke Malaysia dan Australia
- Warga Indonesia di Los Angeles Harus Mengungsi Akibat Kebakaran