Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia
Sejak pulang ke Jakarta tahun lalu, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online atau daring.
Trisha yang kuliah di Melbourne kembali ke Indonesia selama kota itu menjalani 'lockdown', karena saat itu ia tak mengira Australia akan menutup perbatasan.
Mahasiswi S1 jurusan Ilmu Komunikasi dan Studi Media pada University of Melbourne ini mengaku stress akibat kuliah online yang dijalaninya dan membuat dirinya lelah.
"Saya mulai merasakan beban dengan banyaknya tugas-tugas kuliah yang kian menumpuk sampai saya enggak bisa keluar rumah," kata Trisha kepada ABC.
"Saya merasa terisolasi, seolah saya benar-benar sendirian. Saya sering merasa kewalahan."
"Ada masa-masa ketika saya juga merasakan gangguan mental," ujar Trisha.
Dia membutuhkan waktu selama berbulan-bulan untuk beradaptasi dengan realitas barunya dengan bantuan teman dan keluarga. Tapi dia masih khawatir karena tidak tahu kapan bisa kembali ke kampusnya di Melbourne.
"Kadang saya masih merasa cemas memikirkan kemungkinan menyelesaikan sisa perkuliahan secara online dan tidak tahu kapan perbatasan akan dibuka atau kapan semua ini akan berakhir," katanya.
Sempat pulang ke Jakarta, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata