Mahasiswa Internasional Tidak Adanya Kepastian dari Pemerintah Australia
Dia pun mulai mempertanyakan apakah biaya mahal pendidikannya ini sebanding dengan apa yang didapatkannya, sehingga kini mempertimbangkan untuk cuti kuliah selama beberapa bulan.
"Saya hanya duduk di rumah, tak bisa menggunakan fasilitas perpustakaan atau kafe, atau pengalaman kerja," ujar Rahul.
"Di India kami terjebak dalam rumah akibat situasi COVID-19. Kami tak bisa keluar. Ini sangat berat bagi saya."
'Tak banyak yang saya dapatkan dari kelas'
Data Pemerintah Australia yang dirilis bulan ini menyebutkan mahasiswa asing yang kini mengikuti perkuliahan dari negaranya masing-masing akibat pandemi COVID telah mengurangi anjloknya pendaftaran mahasiswa baru secara keseluruhan di Australia.
Para mahasiswa asing tersebut telah menyumbang pemasukan dari biaya kuliah sebesar AU$3,3 miliar tahun lalu.
Juru bicara Depdagri menjelaskan kepada ABC bahwa visa yang diberikan kepada mahasiswa asing yang berada di luar negeri akan memungkinkan mereka untuk mengikuti perkuliahan secara online.
"Hal itu akan memberikan kepastian kepada mahasiswa bahwa mereka dapat masuk ke Australia bila keadaan telah memungkinkan dan pembatasan dilonggarkan," kata jubir Depdagri.
Mahasiswi lainnya, Clarissa Ardelia, kini juga menjalani perkuliahan online dari rumahnya di Jakarta.
Sempat pulang ke Jakarta, Trisha Ramadhania tak pernah menyangka harus menjalani lebih dari separuh masa kuliahnya di perguruan tinggi Australia secara online
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata