Mahasiswa IPB Raib Terseret Ciliwung
Rabu, 27 Februari 2013 – 08:05 WIB
“Dosen memerintahkan agar kami pengambilan sampel air sungai jangan lebih dari pukul 07:00. Karena lewat dari jam itu, maka sampel tidak lagi akurat karena sudah terkontaminasi dengan aktivitas masyarakat. Makanya kami subuh-subuh ke sungai,” terangnya.
Baca Juga:
Sesampainya di bibir Sungai Ciliwung Gang Tanu, Didik meminta Farziana untuk tinggal di motor. Sedangkan korban menyeberangi jembatan untuk mengambil sampel.
Selang sepuluh menit, Fazriana mengaku masih melihat korban turun ke sungai dengan sorotan lampu dari handphone. “Tapi setelah ditunggu hampir 45 menit, teman saya enggak balik lagi. Karena hari telah terang saya pun menyeberangi jembatan itu. Akan tetapi teman saya tidak ada di lokasi, yang ada hanya botol berisi air,” ungkapnya.
Mengetahui telah raib, Fazriana terus mencoba menghubungi telepon genggam Didik namun tidak aktif. Lantaran takut terlambat ikut praktik di mata kuliah kimia lingkungan, Fazriana memutuskan pulang. “Sebelum pulang saya sempat menghubungi lagi telepon genggam Didik tapi masih off dan saya pun memutuskan untuk pulang setelah mengambil sampel air sendiri,” tandasnya.
BOGOR – Malang memang tak bisa ditolak. Adagium itu menimpa Didik Wijaya Putra (20), mahasiswa Diploma III, jurusan Analisis Kimia di
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS