Mahasiswa PhD Indonesia di Perth Alami Penyerangan

Konsulat juga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisan Australia Barat untuk penanganan kasus ini.
“Masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan motifnya, karena polisi WA (Australia Barat) masih menyelidiki ini. Yang jelas, daerah itu sebenarnya daerah yang aman,†ujar Bramantya kepada Australia Plus.
Hingga berita ini ditulis, Jemi mengaku masih kaget dan tak mengetahui motif penyerangan yang dialaminya.
“Saya terus terang nggak menyangka, nggak curiga sama sekali, karena memang juga tidak mencium bau alkohol, dan mereka menyapa dulu. Lagian, daerah rumah saya juga sebenarnya bukan daerah yang banyak kasus.â€
Ia merasa penyerangan itu memiliki motif lain di luar perampokan.
“Saya jadi bertanya-tanya, kenapa saya? Padahal mereka bawa mobil, kenapa menyerang saya yang berjalan kaki?. Saya jadinya merasa ada sentimen rasial, tapi itu hanya perasaan saya ya jadi belum terbukti,†tuturnya.
“Saya berharap kasus ini bisa terungkap dan pelakunya tertangkap,†imbuhnya.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
Seorang mahasiswa PhD Indonesia di Perth, Australia Barat, alami penyerangan fisik dengan dugaan motif perampokan, pada Rabu (21/12) malam waktu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya