Mahasiswa UTA 45 Ajak Pelajar Jakarta Utara Bedah Isu Pemenuhan Hak Disabilitas
Dia berharap generasi muda, dalam hal ini mahasiswa dan pelajar, dapat menjadi agen perubahan yang mengikis stigma negatif terhadap penyandang disabilitas.
“Kelompok muda ini kelompok terpelajar, melek informasi, melek teknologi. Saya yakin mereka menjadi agent of power bagi disabilitas," kata Kikin.
Menurut dia, masalah disabilitas tidak hanya bisa diselesaikan oleh dunia disabilitas itu sendiri.
Generasi muda juga bisa mendorong pemerintah daerah, kementerian/lembaga untuk lebih peduli kepada penyandang disabilitas.
Dosen Administrasi Publik Angella Rosha menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran mahasiswa dan pelajar dalam memperlakukan penyandang disabilitas.
"Kami dari para dosen dan mahasiswa ingin peningkatan kesadaran itu akan bermuara pada mereka (mahasiswa dan pelajar) calon generasi bangsa ke depan," katanya.
"Mereka mulai bisa memikirkan ide-ide solutif, kebijakan inklusif, spesifiknya persoalan disabilitas. Jadi, bisa memikirkan solusi dan permasalahan dalam bentuk kebijakan,” tambahnya.
Aturan Belum Menghapus Stigma
Generasi muda juga bisa mendorong pemerintah daerah, kementerian/lembaga untuk lebih peduli kepada penyandang disabilitas.
- Pemkot Palembang Buka 10 Ribu Tabungan Gratis untuk Pelajar
- Peduli Atlet Disabilitas, ASABRI Dukung Turnamen Menembak Pusrehab Kemhan
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH
- Datangi Rumah Penerima Manfaat, Wamensos Agus Jabo Bilang Begini
- Janji Robinsar Fajar di Debat Perdana, Beri Kesetaraan Disabilitas & Bangun Youth Center
- Tak Ingin Hoaks Merambah ke Pelajar, AKP Sumaryadi Datangi SMAN 1 XIII Koto Kampar