Mahasiswi Australia Ini Bagikan Kisahnya Lolos dari Ledakan di Bandara Brussels

Tak sampai mereka berada di luar bandara, buruknya kejadian ini terpampang jelas.
"Kami bisa melihat kaca di seluruh sisi bandara sudah pecah. Kami berdiri di luar selama 2,5 jam dan selama itu kami melihat ambulans demi ambulans tiba di bandara, setidaknya 30 buah,” kenang Eliza.
"Lalu itu rasanya seperti seluruh tentara Belgia turun ke bandara," sambungnya.
Ribuan orang yang dievakuasi akhirnya naik bus ke gedung olah raga terdekat di mana mereka berada dalam kondisi aman, diberi kopi dan makanan, bahkan wafel Belgia.
"Warga mulai datang, banyak yang berjalan-jalan dengan tanda menawarkan untuk mengantar kami ke mana saja. Salah satu pria yang baik mengatakan, ia akan mengantar orang ke Leuven, kota pelajar, jadi kami mendapat tumpangan dengannya,” ujar Eliza.
"Kami menawarkan uang untuk tumpangan itu namun ia menolak, ia benar-benar ingin membantu," imbuhnya.
Eliza mengatakan, setelah mereka melihat laporan berita tentang serangan itu, mereka merasa "mati rasa" mengetahui seberapa dekat mereka dengan ledakan tersebut.
Namun, Eliza bersikeras bahwa serangan teroris yang menghancurkan itu tak akan menghentikannya untuk bepergian.
Serangkaian keputusan remeh seperti tak mampir minum kopi bisa menyelamatkan nyawa seorang pemudi Australia yang berada di Bandara Brussels saat
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia