Mahathir Bicara soal WNI Halal dan Tak Legal di Malaysia
jpnn.com - Keberadaan Warga Negara Indoensia (WNI) di Malaysia menjadi perhatian PM Mahathir Mohamad saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat. Bahkan pemimpin 92 tahun itu menyebut istilah halal dan tak legal.
Kedua istilah itu merujuk pada WNI yang datang ke Negeri Jiran sesuai prosedur dengan yang datang secara sembunyi-sembunyi dan tanpa dokumen keimigrasian.
"Kita sadar juga bahwa rakyat Indonesia yang berada di Malaysia ada yang datang secara halal, ada yang datang dengan tidak legal," ucap Mahathir, Jumat (29/6).
Hanya saja yang menjadi perhatian suami Siti Hasmah Mohamad Ali ini adalah WNI yang datang ke negaranya secara halal. Apalagi kebanyakan masuk ke Malaysia dengan membawa serta anak-anaknya.
"Anak-anak mereka perlu mendapat pelajaran dan dapat pergi ke sekolah," kata Mahathir, Jumat (29/6).
Diakuinya sekolah untuk anak-anak Indonesia di negaranya masih minim. Saat ini, fasilitas pendidikan tersebut baru ada di Semenanjung. Itu pun menurutnya belum mencukupi.
"Tetapi di Sabah-Serawak belum ada sekolah-sekolah Indonesia yang boleh dimasuki anak-anak orang Indonesia yang tinggal di sabah dan serawak. ini akan kita betulkan," tegasnya.
Jokowi yang lebih dulu menyampaikan pernyataan pers pada kesempatan itu mengaku menitipkan perlindungan TKI yang ada di Malaysia. Termasuk pembangunan sekolah bagi anak-anak Indonesia yang berada di Negeri Jiran.(fat/jpnn)
Keberadaan Warga Negara Indoensia (WNI) di Malaysia menjadi perhatian PM Mahathir Mohamad saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya