Mahathir pun Tak Berdaya Menolak Infrastruktur Tiongkok

Bukan hanya itu, beberapa hari kemudian pemerintah Malaysia juga mengumumkan kelanjutan proyek Bandar Malaysia. Bangkitnya proyek tersebut setelah mati suri dua tahun merupakan keajaiban yang lebih besar.
Proyek yang dirancang sejak 2011 tersebut ditangguhkan sendiri oleh Najib Razak. Saat itu Malaysia dan Tiongkok cekcok soal pembayaran. Nilai proyek tersebut juga tak main-main, MYR 140 miliar (Rp 475 triliun). Hampir empat kali lipat nilai proyek ECRL.
Ditambah lagi, ada jejak skandal 1MDB di proyek tersebut. Namum, Mahathir sepertinya dengan senang hati memulai lagi proyek kompleks hunian dan bisnis terintegrasi itu.
Dia juga memberikan pemanis untuk proyek tersebut dengan rencana 10 ribu hunian terjangkau dan taman rakyat di wilayah itu.
"Rakyat harus melihat gambaran besarnya. Itu adalah fondasi untuk membentuk hubungan bilateral jangka panjang dengan Tiongkok," papar Mahathir.
Pakar hubungan Malaysia-Tiongkok Ngeow Chow Bing menegaskan, hal tersebut sebenarnya sudah bisa ditebak. Menurut dia, Tiongkok sudah pasti agresif untuk mengubah pikiran Malaysia.
Tiongkok ingin segera menghapus citra sebagai lintah darat internasional. Malaysia merupakan sasaran empuk.
"Tiongkok perlu menunjukkan bahwa mereka fleksibel dan mampu berunding saat proyek bermasalah," ujar pengajar di Institute of China Studies University of Malaya kepada South China Morning Post.
Saat menjabat tahun lalu, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengutuki proyek-proyek Tiongkok di Malaysia. Dia menyebut proyek infrastruktur dari rezim Xi Jinping sebagai petaka
- Gubernur Herman Deru Tekankan Penyaluran Bangubsus untuk Pembangunan Infrastruktur
- Pemprov Jateng Siap Gelontorkan Rp 1,2 Triliun untuk Bantuan Keuangan Desa
- Prabowo & Anwar Ibrahim Bahas Dampak Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
- Menko Airlangga Bertemu PM Anwar Ibrahim, Bahas Strategi Menghadapi Tarif Resiprokal AS
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Infrastruktur Jadi Prioritas
- Sukseskan Perdamaian, Malaysia Siap Tampung Warga Palestina