Mahathir Sumbang Tiga Kapal, Berharap Satu Lagi dari Indonesia

Mahathir Sumbang Tiga Kapal, Berharap Satu Lagi dari Indonesia
AJAK - Huwaida Arraf (dua dari kiri) saat menemui anggota kaukus DPR untuk Palestina, antara lain Muzzammil Yusuf (paling kiri), Nurhayati Asegaf (berjilbab) dan M Jajib, di Gedung DPR, Senin (22/2). Foto: Priyo Handoko/Jawa Pos.
Kapal-kapal itu rencananya diisi makanan, obat-obatan, semen, dan kertas. Namun, di antara bahan-bahan itu, menurut Huwaida, yang paling krusial adalah semen dan kertas. Sebab, kedua bahan itu sama sekali tidak boleh melintasi perbatasan. Akibatnya, bangunan bekas pengboman tentara Israel dan tembok-tembok warga Gaza banyak yang berlubang dan tidak berbentuk. "Semen dituding sebagai amunisi untuk melempari tentara, jadi mereka melarang ekspor bahan itu," ujarnya.

Huwaida mengakui, perhatian dunia internasional memang sangat tinggi terhadap konflik Palestina-Israel. Tapi, kata wanita yang lebih sering berada di Palestina daripada di AS itu, hal tersebut tidak memunculkan solusi. Yang ada hanya jalan buntu karena Israel tidak mengindahkan ancaman apa pun dari dunia internasional. Karena itu, dia menggalang aksi lebih konkret untuk membantu masyarakat Gaza, yakni dengan pelayaran itu.

"Bantuan uang lebih tidak konkret karena menumpuk di pemerintah dan tidak tersalurkan. Warga Gaza butuh hal yang konkret dan bisa langsung digunakan," ujarnya.

Selain mengumpulkan kapal, Huwaida membuka pintu bagi politisi atau wartawan yang ingin ikut dalam sail Gaza Mei mendatang. Dalam sederet pelayaran terakhirnya, dia juga sukses membawa serta dokter, wartawan, anggota parlemen, suster, guru, pengawas HAM, dan aktivis lain.

Huwaida Arraf disebut-sebut sebagai wanita pertama yang sukses mengirimkan bantuan untuk Gaza dan menembus blokade Israel via jalur laut pada 23

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News