Mahathir Tuding Tiongkok Lindungi Buronan Korupsi
jpnn.com, NEW YORK - PM Malaysia Mahathir Mohamad yakin Low Taek Jho alias Jho Low ada di Tiongkok. Seiring bergulirnya investigasi skandal megakorupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB), Malaysia membutuhkan kehadiran pebisnis berkacamata itu.
Sayang, Beijing dan Kuala Lumpur tak punya kesepakatan ekstradisi. "Terlalu berisiko jika kami mengatakan bahwa Tiongkok menyembunyikannya," kata Mahathir tentang Jho Low, Rabu (26/9).
Di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), dia menyatakan bahwa Malaysia sedang mencari cara untuk memulangkan Jho Low. Mahathir menjajaki cara-cara informal karena Beijing tidak mungkin mengekstradisi lajang 30 tahun tersebut.
Sejumlah jurnalis sempat menanyakan kepada Mahathir terkait dugaan bahwa Jho Low sebenarnya adalah agen intelijen Tiongkok. Tapi, pemimpin berusia 93 tahun itu langsung menyanggah dugaan itu. "(Bagi Tiongkok) mungkin dia semacam bargain chip," ujarnya.
Rumor yang beredar menyebut Jho Low berperan sebagai pelobi untuk memuluskan kerja sama bisnis Tiongkok dan Malaysia.
Karena Jho Low punya nilai tawar, Tiongkok memilih membiarkannya berkeliaran di sana. Padahal, jika mau, Beijing bisa mendepak mantan kekasih Miranda Kerr itu kapan saja.
Tapi, Beijing pasti punya alasan kuat tidak mendeportasi Jho Low sampai sekarang. Beijing juga tidak pernah menyanggah atau membenarkan keberadaan Jho Low di wilayahnya.
Banyak pihak khawatir wawancara Mahathir itu bakal memengaruhi hubungan Malaysia-Tiongkok. Namun, pengamat politik membantahnya.
PM Malaysia Mahathir Mohamad yakin Low Taek Jho alias Jho Low ada di Tiongkok. Dia menuding Beijing sengaja melindungi buronan kasus korupsi 1MDB
- Bea Cukai Kalbagsel dan Instansi Terkait Dukung Pelaku Usaha Lokal Tingkatkan Ekspor
- Bea Cukai Melepas Ekspor 13 Ribu Ekor Belut Sawah Hidup Asal Banjarmasin ke Tiongkok
- Celeng Banteng
- Hidup Baru Nurhadi
- Jadi yang Terbaik di Dunia, BRCC Siap Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
- Reanda International Ungkap Peluang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia