Maherda Ekananda, dari Sopir Taksi Menjadi Pilot
Sempat Jadi Kurir dan Tukang Foto Pernikahan
Senin, 06 Mei 2013 – 04:20 WIB
Setelah itu, ada program serupa dari maskapai berbeda dengan batas usia maksimal 25 tahun. Maherda kembali gagal karena usianya melebihi syarat yang ditentukan. Dia tidak putus asa. Maherda tetap menjalani kerja musiman sebagai ground handling. Dia menerima tawaran selama musim haji 2004 sampai 2011.
"Kerja musim haji itu hanya tiga bulan dan selebihnya ya tidak ada kerjaan. Bayarannya cukup besar sih, paling kecil Rp 30 juta dan paling besar Rp 60 juta per musim," ucapnya.
Datang lagi peluang beasiswa menjadi pilot dari salah satu perusahaan Australia. Mereka mencari pilot pesawat kecil untuk mendukung pengoperasian perusahaan minyak dan gas British Petroleum (BP). "Waktu itu saya lihat prosedurnya meyakinkan. Saya semangat ikut semua tahap tesnya," kenang Maherda yang kini terpilih menjadi pilot Batik Air tersebut.
Maherda lulus sampai tes tahap akhir dan hanya tinggal menunggu panggilan kerja. Sayang, dia mendapat kabar bahwa program tersebut tidak dilanjutkan tanpa alasan yang jelas.
MAHERDA Ekananda tidak hanya bermimpi. Meski menghadapi banyak kendala, dengan kerja keras, dia berhasil mewujudkan cita-cita menjadi pilot di salah
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala