Mahfud MD: Persoalan Bangsa Terjadi Karena Kesenjangan Sosial

Mahfud MD: Persoalan Bangsa Terjadi Karena Kesenjangan Sosial
Ketua MPR Zulkifli Hasan memberikan keterangan pers. Foto: Humas MPR

Mahfud mengatakan, sebagai orang Islam, berislam di Indonesia sangat nyaman dibanding di Saudi Arabia. Majelis Taklim di sana tidak ada. Pengajian sangat resmi di sana. Di Indonesia menjalankan kegiatan keagamaan enak, hubungan personal sangat enak. " Yang tidak Islam pun sudah terbiasa memakai tema-tema Islam. Seperti, insyaallah, alhamdulilah atau assalamualaikum. Sudah biasa dan tidak merasa berat mengatakan," tuturnya.

"Kita tidak ada persoalan permusuhan. Situasi sekarang ini bukan persoalan keyakinan pada awalnya, tapi kesenjangan sosial," katanya.

"Situasi sekarang menurut saya, bukan persoalan keyakinan awalnya, tapi kesenjangan sosial, ketidakadilan dan penegakan hukum yang transaksional uang, atau posisi lalu orang yang pengikut yang mainstream tadi, ikut numpang dan yang ekstrim ikut protes, menjadi masiv dan tidak terkendali. Kontestasi politik biasanya begitu selesai berakhir baik. Misal, soal pemilu legislatif ribut, tapi setelah itu mulai pulih," imbuhnya.

Dia mengatakan, Clinton Center menyatakan kehidupan umat Islam di Indonesia, paling diandalkan dalam kehidupan demokrasi. "Namun begitu Pilgub selesai melebar kemana-mana, rasa sakit meluas dan kami curah pendapat di sini. Selama ini tidak pernah ribut soal ras, agama dan suku selama 70 tahun lebih kemerdekaan. Kini, bagaimana pemerintah bangun kesejahteraan rakyat dengan sungguh-sungguh," katanya.

Menurut Mahfud, penegakan hukum banyak melenceng, banyak rekayasa di aparat penegak hukum. Mereka bilang dibuktikan ke pengadilan, " Saya paling tidak setuju pembuktian di pengadilan. Ke pengadilan kalau terpaksa saja. Itu hanya mengajak bertengkar, bukan menjadikan hukum menjadi harmoni di tengah masyarakat kita," ujarnya.

KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah mengatakan, sekarang ini terjadi ada rasa saling tidak percaya dan tersakiti. Rasa ini cukup kuat, bahkan di lingkungan RT atau RW yang biasa guyub dengan adanya Pilkada DKI Jakarta, tidak saling akrab lagi.

"Menunjukkan keterbelahan hingga ke bawah. Harus dilakukan sesuatu untuk menurunkan suhu sosial politik. Kalau sudah normal baru dicari sakit apa," katanya.

Menurut Gus Solah, setelah 72 tahun merdeka, ternyata ada masalah belum selesai, " Kita harus cari tahu bersama, apa masalahnya. Blessing in disguise kita mengetahui masalah ini dalam masa tidak sulit," kata Gus Solah.

Ketua Umum Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) Mahfud MD mengatakan bahwa masalah bangsa saat ini bukan soal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News