Mahfud Minta JK Lobi DPR
Agar Threshold Turun Jadi 1 persen
Sabtu, 22 Desember 2012 – 00:24 WIB
MAKASSAR -- Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memintaJusuf Kalla melakukan konsolidasi ke DPR agar syarat ambang batas menjadi calon presiden (Presidential Threshold), yang sebelumnya diusulkan 20 persen, bisa diturunkan hingga 1 persen saja. Ini disampaikan mahfud, dalam talkshow Mata Najwa "Pemimpin itu harus bernyali", di Baruga Universitas Hasanuddin, Jumat (21/12). Solusi itu untuk memuluskan langkah JK, agar bisa menjadi Capres, meskipun hanya didukung oleh partai-partai kecil.
Mahfud menjadi tamu bersama dua kandidat terkuat Capres Indonesia, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, ditambah ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Abraham Samad. Mereka mengupas arti "bernyali" itu menurut pandangan masing-masing.
Baca Juga:
Empat orang ini memang dikenal memiliki nyali yang tinggi. Karena nyalinya, Najwa Syihab, sang presenter Mata Najwa, menjuluki Jusuf Kalla dan Dahlan Iskan, sebagai mantan wapres (wakil presiden) dan menteri koboi, Mahfud MD ketua MK dengan pernyataan yang kerap kontroversial, blak-blakan, serta Abraham Samad yang tegas, tak pandang bulu.
Ya, program acara salah satu stasiun TV nasional tersebut memang sengaja dihadirkan secara off air di Universitas Hasanuddin, siang kemarin. Di kampus merah itu, itu sekira lima ribuan mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum, berjubel, dan mengantri untuk bisa menyaksikan langsung empat tokoh nasional ini. (sbi/awa/jpnn)
MAKASSAR -- Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memintaJusuf Kalla melakukan konsolidasi ke DPR agar syarat ambang batas menjadi calon presiden (Presidential
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Komisi IV DPR Mendukung Langkah Pemerintah Pangkas Alur Distribusi Pupuk Bersubsidi ke Petani
- MK Hapus Presidential Threshold, Gibran Berpeluang Melawan Prabowo di 2029
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Ketua DPP PDIP Said Abdullah Tanggapi Putusan MK Tentang Penghapusan Presidential Threshold
- Kemendes Harus Membatasi Penggunaan Dana Desa untuk Sosialisasi dan Pelatihan
- Kabar Didik Melon yang Berjalan Kaki Jakarta-Boyolali, Dia Sudah di Karawang