Mahfud Sebut Sampang Membara Karena Asmara
Selasa, 28 Agustus 2012 – 21:01 WIB
JAKARTA - Tokoh asal Madura yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD ikut angkat bicara mengenai kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Pria kelahiran Sampang, Madura 13 Mei 1957 itu menyebut pecahnya konflik hanya karena masalah asmara antara kakak-beradik di wilayah Kecamatan Omben, Sampang. Dua bersaudara tersebut sama-sama berasal dari kelompok muslim Syiah yang bertikai karena mencintai wanita yang sama. “Tidak serta merta salahkan pemerintah, tokoh masyarakat, aparat, sehingga berkembang isu perbedaan keyakinan. Mestinya ketika awal terjadi dibuka satu persatu, masalah diurai. Sekarang sudah terlanjur terjadi. Tidak ada jalan lain kecuali penegakan hukum tegas. Sekarang ini selamatkan orang-orang yang terancam. Tidak boleh ada pengadilan oleh rakyat untuk rakyat lain,” tegasnya.
“Dua bersaudara ini sama-sama jatuh cinta kepada seorang gadis. Sehingga yang satu menyatakan keluar dari Syiah. Lalu ada provokasi orang-orang yang tidak tahu apa-apa antara Syiah-Sunni.
Ini latar belakangnya hanya karena asmara. Sudah disampaikan oleh tokoh-tokoh Madura yang datang ke Jakarta untuk menemui Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri,” ujar Mahfud saat ditemui di Gedung MK, Selasa (28/8).
Baca Juga:
Mahfud memang tak menyebut nama dua kakak beradik yang bertikai karena perempuan itu. Namun dalam pemberitaan Radar Madura (JPNN Group), sudah disebutkan bahwa dua bersaudara itu adalah Tajul Muluk dan Rois. Keduanya dulu adalah orang yang dikenal rajin membesarkan Syiah di Sampang, namun akhirnya pecah karena masalah cinta. Mahfud menyatakan, seharusnya masalah pertikaian antara kakak beradik itu bisa dibendung sehingga tak perlu terjadi kericuhan.
Baca Juga:
JAKARTA - Tokoh asal Madura yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD ikut angkat bicara mengenai kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Bantuan Pengamanan, PTPN IV Jalin MoU dengan Polda Sumut
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi