Mahkamah Internasional Lemahkan Klaim Malaysia
Setahun, Sudah 9 Nota Protes Dilayangkan
Kamis, 19 Agustus 2010 – 03:39 WIB

Mahkamah Internasional Lemahkan Klaim Malaysia
JAKARTA - Penyanderaan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP oleh Marine Police Malaysia (MPM) di perairan Tanjung Berakit, Kepri menyulut lagi isu perbatasan kedua negara yang kerap memanas. Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa menyatakan, pada perbatasan kedua negara tidak ada area abu-abu atau grey area yang dijadikan dalih Malaysia ketika melanggar teritori Indonesia. Untuk itu menyelesaikan masalah perbatasan, kata Marty,diperlukan perundingan lebih lanjut antara kedua negara, Tapi, Malaysia belum siap karena masih menunggu keputusan batas wilayah dengan Singapura dari Mahkamah Internasional yang tertunda sejak tahun 2002. Padahal Indonesia sudah siap kapanpun untuk berunding. Saya mendengar masukan banyak pihak untuk mendesak Malaysia berunding, tapi ini bukan sesuatu yang bisa kita desak," ujar Marty.
"Tidak ada itu (gray area, Red) di wilayah perbatasan dengan Malaysia. Wilayah kita jelas," tegas Marty dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (18/8) kemarin. Marty menyatakan, penangkapan tujuh nelayan Malaysia oleh DKP maupun penyanderaan tiga PNS oleh MPM itu terjadi di teritori Indonesia. Mantan duta khusus RI untuk PBB itu mengatakan, Malaysia kerap mengklaim memiliki wilayah yang sama dengan Indonesia. "Memang terjadi overlapping klaim antara kedua negara," ujarnya.
Baca Juga:
Namun, di mahkamah internasional, posisi Indonesia lebih kuat. Marty menjelaskan, Indonesia mengklaim memiliki perairan Kepulauan Riau yang menjadi lokasi insiden penangkapan tersebut berdasarkan peta Nomor 349 Tahun 2009. Sedangkan Malaysia mengklaimnya berdasarkan peta yang lebih tua, yaitu tahun 1979. "Jadi posisi Indonesia lebih jelas," ujar Marty.
Baca Juga:
JAKARTA - Penyanderaan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP oleh Marine Police Malaysia (MPM) di perairan Tanjung Berakit, Kepri menyulut
BERITA TERKAIT
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal